Sabtu, 23 Agustus 2014

Mengapa Shalat Dhuha Memperlancar Rezeki?

Banyak Muslim yang meyakini bahwa salah satu keajaiban shalat Dhuha adalah memperlancar rezeki. Lebih dari itu, banyak pula Muslim yang telah membuktikan bahwa setelah rutin mengerjakan shalat Dhuha, rezekinya menjadi lebih lancar.

Mengapa demikian? Mari kita perhatikan hadits-hadits yang mengaitkan shalat Dhuha dengan rezeki berikut ini:


يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

“Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan shadaqahnya. Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah, menyuruh kepada kebaikan adalah shadaqah, dan melarang berbuat munkar adalah shadaqah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim)

فِى الإِنْسَانِ ثَلاَثُمِائَةٍ وَسِتُّونَ مَفْصِلاً فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ بِصَدَقَةٍ. قَالُوا وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا نَبِىَّ اللَّهِ قَالَ النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا وَالشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ

“Di dalam tubuh manusia terdapat tiga ratus enam puluh sendi, yang seluruhnya harus dikeluarkan shadaqahnya.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang mampu melakukan itu wahai Nabiyullah?” Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam masjid adalah shadaqah, engkau menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan adalah shadaqah. Maka jika engkau tidak menemukannya (shadaqah sebanyak itu), maka dua raka’at Dhuha sudah mencukupimu.” (HR. Abu Dawud)

Dalam dua hadits ini dan hadits-hadits lain yang senada, Shalat Dhuha bernilai sedekah. Bukan sembarang sedekah, tetapi 360 sedekah. Sedangkan tiap sedekah akan dilipatgandakan oleh Allah. Subhanallah.

Berikutnya, dalam hadits Qudsi Allah berfirman akan menjamin rezeki hamba-hambaNya yang menjaga shalat Dhuha.

يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُعْجِزْنِى مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِى أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)

Ketiga, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan derajatnya hasan shahih menurut Syaikh Al Albani.

بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- سَرِيَّةً فَغَنِمُوا وَأَسْرَعُوا الرَّجْعَةَ فَتَحَدَّثَ النَّاسُ بِقُرْبِ مَغْزَاهُمْ وَكَثْرَةِ غَنِيمَتِهِمْ وَسُرْعَةِ رَجْعَتِهِمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَقْرَبَ مِنْهُ مَغْزًى وَأَكْثَرَ غَنِيمَةً وَأَوْشَكَ رَجْعَةً مَنْ تَوَضَّأَ ثُمَّ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لِسُبْحَةِ الضُّحَى فَهُوَ أَقْرَبُ مَغْزًى وَأَكْثَرُ غَنِيمَةً وَأَوْشَكُ رَجْعَةً

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengirimkan sepasukan tentara, lalu mereka berhasil memperoleh harta rampasan perang yang banyak dan bergegas pulang. Kesuksesan perang, harta rampasan yang banyak dan pasukan kembali dengan selamat menjadi buah bibir di masyarakat. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang lebih banyak memperoleh harta rampasan, bahkan keberhasilannya lebih cepat dibandingkan pasukan tentara itu? Hendaklah seseorang berwudhu lalu pergi ke masjid untuk mengerjakan shalat Dhuha. Maka orang itulah yang lebih cepat memenangkan peperangan, lebih banyak meraih harta rampasan dan lebih segera meraih kesuksesan.” (HR. Ahmad; hasan shahih)

Jika pada hadits-hadits sebelumnya shalat Dhuha dikaitkan dengan sedekah dan rezeki, pada hadits ini shalat Dhuha bahkan membuat orang yang mengerjakannya dapat meraih kesuksesan dengan segera. Subhanallah, demikianlah keajaiban shalat dhuha. Wallahu a’lam bish shawab. [Abu Nida]

*sumber: bersamadakwah.com

Minggu, 17 Agustus 2014

Pohon Yang Pernah Menaungi Rasulullah SAW Masih Hidup Segar Di Tanah Gersang

Subhanallah, sebuah kebesaran Allah dan kebenaran akan kenabian Nabi Muhammad SAW masih ada tertinggal hingga saat ini. Alkisah, dulu ketika Rasulullah Saw. melakukan perjalanan menuju Syam bersama Maisarah (pembantu Sayyidatuna Khadijah Ra.) untuk berdagang, Rasulullah Saw. pernah berteduh di bawah pohon ini sebelum sampai ke sana. Pada saat Rasulullah Saw. berteduh di bawahnya, dahan dan ranting-ranting pohon ini bergerak menaungi beliau Saw dari panasnya terik matahari.

Seorang rahib (pendeta) yang melihat kejadian ini, lantas mendatangi Maisarah dan menunjukkan kepadanya pohon tempat berteduh Rasulullah Saw. itu seraya berkata: “Hanya seorang Nabi saja yang berteduh di bawah pohon itu.”
Lihatlah sampai hari ini pohon tersebut tetap subur walaupun berada di tengah-tengah padang pasir yang kering kerontang serta tiada tumbuhan yang hidup sepertinya. Allah Swt. menghidupkannya dengan kehendakNya.

TAHUKAH ANDA APAKAH POHON INI ?
✔ Inilah pohon yang memahami cinta buat Nabinya Muhammad SAW صلى الله عليه وسلم. Pohon yang diberkati.
✔ Sehingga sekarang pokok ini masih hidup lagi di Jordan. Sebab itu ianya digelar “the only living sahabi” atau “sahabat Nabi yang masih hidup”.

Sedikit sejarah mengenainya…
✔ Ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم keluar ke Syam bersama Maisarah -pekerja Sayyidatuna Khadijah ra- untuk berniaga, Baginda صلى الله عليه وسلم pernah berteduh di bawah pohon ini sebelum sampai ke sana.
✔ Semasa Baginda صلى الله عليه وسلم berteduh di bawahnya, dahan dan ranting² pohon ini bergerak menaungi Baginda صلى الله عليه وسلم daripada cahaya matahari.
✔ Seorang paderi yang melihat kejadian ini datang bertemu Maisarah & menunjukkan kepadanya pohon tempat teduhan Rasulullah صلى الله عليه وسلم itu dengan berkata: “Hanya seorang Nabi sahaja yang berteduh di bawah pohon ini.”
✔ Pohon ini terletak di tengah padang pasir bernama Buqa’awiyya di negara Jordan. Dari segi geografi, ia berdekatan dengan kota Bosra di Syria. Sebagaimana kita tahu, Rasulullah S.A.W 2 kali tiba di Bosra 1. Ketika bersama bapa saudaranya Abi Talib sewaktu berumur 12 tahun & bertemu dengan Rahib Buhaira dan terserlah tanda kerasulan baginda di belakang bahu sepertimana tercatat dalam kitab injil tentang tanda kerasulan nabi akhir zaman. 2. kali kedua rasulullah ke bosra membawa barang dagangan saidatina khadijah. apa yg menarik..selepas dari tanah Tabuk hingga ke Bosra sejauh lebih 500km..kita tidak akan berjumpa dengan pokok seumpama di atas.

Lihatlah sampai hari ini ia tetap subur walaupun berada di tengah² padang pasir yang kering kontang. Tiada tumbuhan hidup sepertinya. ALLAH menghidupkannya dengan kehendak-NYA jua, ALLAHU ALLAH.